Masjid Agung Palembang atau Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Masjid yang berusia sekitar 263 tahun itu terletak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, dekat dengan Jembatan Ampera pusat Kota Palembang di propinsi Sumatera Selatan. Masjid ini dibangun pada tahun 1738 dan selesai pada tahun 1748 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo. pada awal pembangunanya masjid ini mempunyai luas 1080 m2 dan dapat menampung 1200 jemaah yang merupakan masjid terbesar di Indonesia saat itu.
Awalnya masjid ini tidak mempunyai menara, sampai pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di sebelah barat. Pada mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah terjadi perang besar tahun 1819 dan 1821. Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin. Berdasarkan perkembangannya setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan penambahan/perluasan sampai sekarang luas mesjid 5520 m2 dengan daya tampung 9.000 jemaah.
Bentuk Masjid Agung Palembang di pengaruhi oleh arsitektur eropa dan cina, dimana Setiap bagian ujung bawah atap tengah mencuat keluar menengadah ke atas, mirip dengan kelenteng bangunan China. Mesjid ini memiliki serambi ( teras depan) dengan arsitektur klasik Yunani-Dorik seperti yang terdapat di depan kuil Yunani, tetapi dengan hiasan kaligrafi arab tentunya, beberapa bahan bangunan seperti marmer dan kaca diimpor dari eropa.
Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor Majelis Ulama Indonesia, aktivitas sosial, kegiatan umum keagamaan. dan sebagai daya tarik wisata kota Palembang.
muanteebbb Gaannn!
ReplyDeletebau2 arsitektur cina-nya tetep ada
bagus ini dik
ReplyDeletefoto pasar bawah gan..
ReplyDelete